Generasi jaman now adalah generasi kertas. Betapa tidak, sejak lahir, bahkan sampai mati pun kita selalu bergelut dengan kertas. Anda lahir, butuh kertas.. kertas catatan kelahiran, yang kemudian digunakan untuk mendapatkan kertas yang lain. Ya.. catatan akta kelahiran, kertas yang nantinya akan anda gunakan untuk berbagai keperluan seperti persyaratan masuk sekolah.
PENCARIAN
07 Desember 2017
01 April 2017
APRIL MOP DALAM PANDANGAN ISLAM
Rosululloh bersabda: “Hati-hatilah kalian dari berdusta. Sungguh dusta akan membawa pelakunya menuju perbuatan dosa, sedangkan perbuatan dosa itu akan membawa pelakunya menuju neraka. Dan tiadalah seorang pun yang terus-terusan berdusta dan selalu hendak berdusta selain tentunya ia akan ditetapkan di sisi Alloh sebagai seorang pendusta”. (HR. Muslim no: 2607)
Pada tanggal 1 April kita mengenal istilah yang biasa disebut hari “April Mop” atau “April Fool’s Day” dalam istilah bahasa Inggris. Pada hari tersebut banyak orang melakukan lelucon dan trik untuk menipu dan mempermalukan orang karena hal tersebut dianggap sah dan wajar dilakukan. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang April Mop tersebut, ada baik nya kita menilik sejenak beberapa sejarah ( yang mungkin menjadi ) asal mula kebiasaan menipu tersebut :
29 Maret 2017
Memutus siklus anak nakal?
Saat minum bareng teman yg juga seorang motivator, di teras belakang rumah, iseng-iseng saya buka obrolan dengan satu kalimat tanya. "Mengapa anak baik biasanya semakin baik, dan anak nakal biasanya semakin nakal ya mas?"
Teman bernama Dodik itu mengambil kertas dan spidol, kemudian membuat beberapa lingkaran-lingkaran. "Wah suka banget, bakalan jadi obrolan berbobot nih", pikir saya ketika melihat kertas dan spidol di tangan mas Dodik.
Mas Dodik mulai menuliskan satu hadis:
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِد
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”
Artinya setiap anak yang baik, pasti membuat ridho orang tuanya, hal ini akan membuat Allah ridho juga. Tapi setiap anak nakal pasti membuat orang tuanya murka dan itu akan membuat Allah murka juga.
13 Maret 2017
Sedikit Kisah dalam Safari Dakwah Thibbun Nabawi (Bag. 2)
Tulisan kali ini merupakan satu kisah lain dari beberapa kisah yang kami alami saat Safari Dakwah Thibbun Nabawi yang dilaksanan Asosiasi Ruqyah Syar'iyyah Indonesia (ARSYI) Kepulauan Riau dan Bait Thibb Nabawi (BTN) Nurusy Syifa Batam di Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam Kepulauan Riau Beberapa waktu yang lalu. dan semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat untuk kita.
Dia adalah seorang gadis kecil yang sebenarnya telah beranjak dewasa, namun keadaannya memaksanya untuk tetap seperti seorang anak-anak, bahkan seperti balita. Umurnya sudah 12 tahun, namun sejak usia 11 bulan, dia mengalami kelumpuhan. Dia tidak bisa berjalan, hanya bisa merangkak dan juga dia tidak bisa berbicara. Itulah keadaan yang selama 12 tahun harus dia hadapi.
Saat itu, keluarganya yang mengetahui ada pengobatan Thibbun Nabawi yang kami laksanakan di daerah mereka, dengan penuh pengharapan, dia pun dibawa untuk mengikuti teraphy Ruqyah Syar'iyyah di Masjid Jami' Al-Jannah. Pengobatan Ruqyah Syar'iyyah memang tidak hanya untuk penyakit non medis, tapi justru semua penyakit, baik medis maupun non medis. Karena Al-Qur'an juga Allah turunkan adalah sebagai penyembuh, sebagaimana Firman-Nya :
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Israa : 82).
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Israa : 82).
Awalnya dia di tangani oleh salah seorang rekan saya yang juga bertugas sebagai terapis Ruqyah Syar'iyyah. Saat itu tim dibagi menjadi 3, ada yang bertugas memeriksa kesehatan, ada yang bertugas sebagai terapis bekam dan kami sebagai terapis Ruqyah Syar'iyyah. Saat itu saya sedang menangani beberapa orang warga yang juga mengikuti terapi Ruqyah Syar'iyyah.
Akhirnya setelah memberikan tazkiyah kepada pasien-pasien yang saya tangani, saya kemudian membantu menangani pasien gadis kecil tersebut. saat itu dia hanya menangis sambil mencoba meronta. Mungkin dia merasa takut melihat ondisi sekitarnya, atau merasa takut pada kami yang baru dia lihat. Saya mulai membacakan ayat-ayat Al-Qur'an padanya. dia terus menangis dan meronta, bahkan sesekali dia mencoba merebut mushaf Al-Qur'an yang saya pegang.
Beberapa lama saya membacakan ayat-ayat Ruqyah kepadanya, dan reaksi yang dia tunjukkan hanya menangis dan meronta. akhirnya saya mencoba mengorek beberapa informasi tentang dia melalui keluarganya. Ternyata yang membawanya itu bukanlah orang tua kandungnya. mereka hanya paman dan bibinya. adapun orang tua kandungnya, Ibunya telah meninggal dunia saat melahirkan dia. Sedangkan ayahnya telah menikah lagi dan saat ini tinggal di Kota Batam. saya kemudian hanya memberi beberapa nasihat kepada keluarganya dan menyarankan agar dia dimandikan dengan air bekas wudhu Ayahnya, karena saya khawatir gangguan yang dia alami adalah karena 'ain dari kerinduan ayahnya.
Setelah itu saya berfikir, betapa sulit hidup yang harus dia hadapi. ujia yang harus dia alami dalam kondisinya yang seperti itu seharusnya menjadi motivasi bagi kita yang diberi nikmat kesehatan oleh Allah untuk senantiasa bersyukur. memang nikmat kesehatan ini begitu sering kita lalai untuk mensyukurinya. Rosulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Semoga kisah ini menjadi motivasi bagi kita untuk selalu menjadi orang yang bersyukur.
Akhirnya setelah memberikan tazkiyah kepada pasien-pasien yang saya tangani, saya kemudian membantu menangani pasien gadis kecil tersebut. saat itu dia hanya menangis sambil mencoba meronta. Mungkin dia merasa takut melihat ondisi sekitarnya, atau merasa takut pada kami yang baru dia lihat. Saya mulai membacakan ayat-ayat Al-Qur'an padanya. dia terus menangis dan meronta, bahkan sesekali dia mencoba merebut mushaf Al-Qur'an yang saya pegang.
Beberapa lama saya membacakan ayat-ayat Ruqyah kepadanya, dan reaksi yang dia tunjukkan hanya menangis dan meronta. akhirnya saya mencoba mengorek beberapa informasi tentang dia melalui keluarganya. Ternyata yang membawanya itu bukanlah orang tua kandungnya. mereka hanya paman dan bibinya. adapun orang tua kandungnya, Ibunya telah meninggal dunia saat melahirkan dia. Sedangkan ayahnya telah menikah lagi dan saat ini tinggal di Kota Batam. saya kemudian hanya memberi beberapa nasihat kepada keluarganya dan menyarankan agar dia dimandikan dengan air bekas wudhu Ayahnya, karena saya khawatir gangguan yang dia alami adalah karena 'ain dari kerinduan ayahnya.
Setelah itu saya berfikir, betapa sulit hidup yang harus dia hadapi. ujia yang harus dia alami dalam kondisinya yang seperti itu seharusnya menjadi motivasi bagi kita yang diberi nikmat kesehatan oleh Allah untuk senantiasa bersyukur. memang nikmat kesehatan ini begitu sering kita lalai untuk mensyukurinya. Rosulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Semoga kisah ini menjadi motivasi bagi kita untuk selalu menjadi orang yang bersyukur.
09 Maret 2017
SEDIKIT KISAH DALAM SAFARI DAKWAH THIBBUN NABAWI (Bag. 1)
Beberapa waktu lalu, Saya ikut dalam suatu kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ruqyah Syar'iyyah Indonesia (ARSYI) Kepulauan Riau. Kegiatan tersebut adalah Safari Dakwah Hinterland, Sebuah kegiatan Bakti Sosial Thibbun Nabawi dan pemberian bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai kepada masyarakat yang waktu itu diselenggarakan di Pulau Abang, sebuah pulau di sebelah selatan Kepulauan Riau.
Dalam kegiatan tersebut, saya bersama tim dari ARSYI Kepri dan juga Bait Thibb Nabawi Nurusy Syifa Batam Menempuh perjalanan Selama kurang Lebih Empat jam. Diawwali dengan perjalanan Darat Selama 2 jam lebih dari Masjid Nurul Hidayah Perum Pesona Rabhayu Sekupang, Kota Batam Menuju Jembatan 6 Barelang. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan laut juga sekitar 2 jam dengan kapal kayu yang disebut 'pompong' .
Kami tiba di ulau Abang sekitar pukul 3 sore. Untung saja waktu itu kami telah menjamak Sholat Ashar, saat menunaikan Shalat Dzuhur di perjalanan. Saat itu kami disambut dengan baik oleh masyarakat Pulau Abang, dan kami merasakan suasana Pulau yang begitu tenang, jauh dari hirup pikuk kota yang beerisik. Kami pun beristirahat sejenak di Masjid Jami' Al-Jannah. Salah satu dari dua Masjid yang ada di pulau tersebut.
Setelah beristirahat dan berbincang-bincang dengan tokoh masyarakat sekaligus pengurus Masjid Jami' Al-Jannah, kami segera melakukan persiapan untuk kegiatan bakti sosial dan pemberian bantuan yang kami bawa dari para donatur. Tak lupa juga kami sempatkan untuk bersilaturahim mengunjungi rumah beberapa orang tokoh masyarakat di Pulau tersebut. Kami juga sempat berkunjung ke rumah salah seorang warga yang mengidap penyakit kanker payudara.
Setelah Sholat Maghrib, kami dijamu makan malam di rumah ketua Majelis Taklim Masjid Al-Jannah, kemudian setelah Sholat Isya, diadakan pembukaan kegiatan yang seekaligus dirangkaikan dengan Kajian Thibbun Nabawi oleh Ustadz Ahmad Rifa'i Al-Anwary, Ketua Bait Thibb Nabawi Nurusy Syifa Batam dan dilanjutkan dengan pembagian Sembako kepada warga.
Setelah kegiatan pembukaan tersebut selesai, Saya bersama beberapa tim kembali berkunjung ke rumah warga yang menderita kanker payudara. Malam itu, setelah di periksa kesehatan, dilakukan teraphy Ruqyah Syar'iyyah kepada pasien, dan Alhamdulillah, setelah diruqyah, terjadi perubahan yang cukup baik. Beliau telah mengidap penyakit kanker payudaara selama setahun lebih, dan selama itu pula beliau tidak bisa bergerak dan hanya bisa berbaring. Namun Setelah teraphy Ruqyah Syar'iyyah, beliau telah mampu menggerakkan tubuhnya bahkan sudah bisa duduk. Bahkan menut\rut pengakuan dari suaminya, keesokan harinya beliau sudah bisa berwudhu sendiri dan Sholat Subuh, bahkan sudah bisa makan sendiri. Sungguh benar Firman Allah سبحانه و تعالى :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Israa : 82).(Bersambung In syaa Allah)
16 Januari 2017
DPD Wahdah Islamiyah Batam: BHAKTI THIBBUN NABAWI
DPD Wahdah Islamiyah Batam: BHAKTI THIBBUN NABAWI: Ikutilah!!! ' BHAKTI THIBBUN NABAWI ' Kajian dan Teraphy Thibbun Nabawi : * Ruqyah Syar'iyyah * Hijamah / Bekam * Gur...
Langganan:
Postingan (Atom)
BACA JUGA
KESURUPAN DALAM TINJAUAN AKIDAH ISLAM
Oleh Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra, MA Para pembaca yang dirahmati Allâh Azza wa Jalla Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa menjadika...
-
Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku sekarang di a...
-
Pertanyaan: Apakah ada anjuran untuk bergembira ketika datang ramadhan? adakah hadis yang menunjukkan keutamaan bergembira ketika ...
-
Masyhur, tak selamanya jadi jaminan. Begitulah yang terjadi pada “doa berbuka puasa”. Doa yang selama ini terkenal di masyarakat, belum...
-
Oleh: A bu Khalid Resa Gunarsa, Lc. Perbuatan curang dan khianat adalah fenomena negatif yang telah sangat akut dalam perilaku ...
-
Dalam dinamika sejarah, kriminalisasi ulama bukanlah hal baru. Ada banyak ulama yang demi kebenaran, berani mengkritik penguasa. Mereka ...
-
Dunia oh dunia Mengapa engkau seperti tak ada habis-habisnya Kesibukanmu melibas hidup kami tak tersisa Kepadatanmu merenggut naf...