PENCARIAN

04 Juli 2013

TPA Nurul Falah: Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa


Ingat maupun tidak, tapi hadist mengenai anak soleh akan mendoakan orangtua, atau anak yang soleh doanya dikabulkan dan akan menolong orangtua ketika di akhirat kelak sangat familiar ditelinga bu Nisa.
Orang tua mana yang tidak mau punya anak yang soleh, segala cara terus dilakukan untuk mendapatkan anak yang soleh. Baik menyekolahkan ditempat yang mahal, yang agamanya bagus, sampai mengantar jauh keluar kota untuk mendapatkan anak yang soleh.
Ya,anak yang soleh harus diupayakan dan sudah merupakan kewajiban orangtua untuk men-solehan anaknya dengan cara yang benar.
baca selengkapnya di :
TPA Nurul Falah: Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa

DIROSA (program pembelajaran baca Al-Qur'an untuk orang dewasa )


untukmu pejuang

Wahai yang menapaki jejak cinta para pejuang…
Rasakanlah….
Setiap seruan alam menyapamu
Deburan ombak pun menghantam karang
Meneriakkan irama perjuangan
Dan desiran angin meniupkan semangat juangmu
Semangat yg tak pernah pudar oleh sang waktu
Wahai engkau yg menapaki jejak pemuda kahfi…
jangan kau mengeluh!
ketika…
hanya alam yg menyapamu
hanya ombak yg menyerumu
dan hanya angin yg memberikan kesejukan
kala lelah menyapa hatimu
Bukan seorang putri
Bukan seorang dewi
Dan bukan selir-selir yang cantik dan jelita
Bersabarlah wahai pejuang dan penerus generasi Rabbani….
Waktumu bukan untuk memikirkan sang putri
Waktumu bukan untuk mengumbar pandangan mencari seorang dewi
Waktumu bukan untuk merangkai kata-kata
Dan janji-janji kepada setiap wanita pujaan hati
Tapi…
Waktumu untuk mencari keridhaan Rabbmu
Waktumu untuk membela Dien ini
Waktumu untuk berjuang di medan dakwah
Waktumu untuk menyerukan kebenaran
Dan…
Waktumu untuk memperbaiki dan mempersiapkan diri
Menjemput bidadari bumi
Bidadari yang memberikan kesejukan sewaktu kau lelah
Bidadari yang selalu mengusap peluhmu dengan sapu tangan cinta
Bidadari yang membuatmu semakin takjub karena cintanya membuatmu semakin mencintai Rabbmu
Bahkan bidadari surga pun telah menunggumu ditelaga cinta
Wahai mujahid muda yang menelusuri jejak kebaikan…










Gowa, 5 Jumada Al Awwal 1433 H.
Hadiah yang didedikasikan dari seorang pemerhati da’wah.

29 Juni 2013

Syi’ah Mencela Ummul Mukminin

Di antara bentuk kesesatan Syi’ah Rofidhoh adalah perbuatannya yang mencela bahkan menghina ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dengan perkataan atau perbuatan yang sangat keji dan mungkar. Padahal ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha merupakan Ummul Mukminin, isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan merupakan isteri yang paling dicintainya. Lantas, apa saja kemuliaan yang dimiliki ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sehingga orang lain tidak berhak untuk mencela atau menghinanya? Mari kita semak pembahasan berikut:
Nama Dan Keturunan
Nama beliau adalah ‘Aisyah bintu Abi Bakr ‘Abdillah bin Abi Quhafah ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay al-Qurasyiyyah at-Taimiyyah al-Makkiyyah. (1 mukhtashor al kabir fi sirah rasul, maktabah syamilah)
Ayahnya adalah Abu Bakar Ash Shidiq, Amirul Mukminin yang mempunyai kemuliaan yang agung dalam islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia setelah rasulullah adalah Abu Bakar”. (HR Ibnu Majah, dishohihkan Albani dalam Shohih Ibnu Majah)
Dan ibunya adalah salah satu seorang pemuka shahabiyah yaitu Ummu Ruman binti ‘Amir. Seorang Shahabiyah yang mempersembahkan pengorbanan yang amat banyak bagi kemashalahatan agama islam. (Sirah Shahabiyah Hal 131, Pustaka As-Sunnah)
Beliau lahir dalam masa islam dan dilahirkan oleh orang tua yang mulia dan beriman kepada Allah. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Ketika aku baru mulai mengenal orang tuaku kudapati mereka telah memeluk islam. (Siyar A’lamin Nubala 2/139, Sirah Shahabiyah Pustaka As-Sunnah)
Celaan Syi’ah kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
Di antara bentuk serangan Syi’ah untuk menjatuhkan islam adalah dengan mencela dan menghina Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Kerana dengan mencelanya, hilanglah seperempat syariat islam yang dibawanya, sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Hakim Abu Abdillah berkata, “Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha seperempat syariat”.
Hal inilah yang cuba diupayakan oleh Syi’ah untuk menghancurkan islam, ketika seorang muslim tidak memuliakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, maka semua hadits yang diriwayatkannya akan tertolak dan tidak akan dijadikan pedoman dalam syariat islam.
Di antara bentuk celaan syiah kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha

Biarkan Syi’ah Bercerita Tentang Kesesatan Agamanya

Enam tahun yang silam di salah satu pesantren terbesar di Indonesia, penulis menjadi salah satu peserta dauroh yang diadakan oleh Jami’ah Islamiyah Madinah. Kebetulan ada suatu kisah yang tidak terlupakan hingga detik ini. Seperti biasanya, sebelum pelajaran dimulai, para dosen (baca: masyayikh) mengabsen peserta dauroh satu persatu. Hingga sampai ke suatu nama, dosen tersebut mengernyitkan dahinya dan terheran-heran, nama itu adalah Ayatullah Khomeini, (kebetulan dia salah seorang teman akrab penulis di pesantren). Dosen itu bertanya, “Kamu sunni (termasuk golongan ahlus sunnah)?”, dengan tenangnya peserta itu menjawab, “Iya”, “Mengapa kamu pakai nama dedengkot Syiah?”, “Karena bapak ana ngasih nama seperti itu”, sahutnya. Setelah dialog singkat itu sang dosen minta agar teman kami tersebut mengganti namanya.
Penulis -dengan lugunya- berkata dalam hati, “Memangnya kenapa sich nggak boleh pakai nama tokoh Syi’ah tersebut? Masa gitu saja dipermasalahkan! Toh dia juga salah satu pejuang besar dunia?!”
Hari berganti hari, bulan berganti bulan; setahun kemudian penulis diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk menuntut ilmu di kota Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tepatnya di Jami’ah Islamiyah. Di situlah wawasannya mulai terbuka sedikit demi sedikit, pengetahuannya tentang kelompok-kelompok yang menisbatkan diri mereka kepada agama Islam sedikit demi sedikit mulai bertambah. Hingga terbelalaklah matanya tatkala mengetahui hakikat kelompok Syi’ah. Dan hilanglah sudah keheran-heranan dia enam tahun yang silam, mengapa sang dosen pengajar dauroh itu begitu ‘ngotot’-nya minta agar peserta Ayatullah Khomeini mengganti namanya.
syiah

Syiah Benci Pada Malaikat Jibril

Syi’ah dan Kebencian Mereka Kepada Malaikat Jibril
Oleh: Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan Hafizhahullah Ta’ala

الحمدالله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد :

SeSungguhnya Syi’ah telah terpengaruh dengan keyakinan Yahudi dalam hal permusuhan mereka terhadap Malaikat Jibril ‘alaihis salam.
Berikut ini adalah penjelasan dari Asy-Syaikh Al-‘Allamah Sholih Al-Fauzan (Anggota Dewan Fatwa Arab Saudi) dalam kitabnya Al-Manhah Ar-Robbaniyah fi Syarhil Arba’ina An-Nawawiyah, hal.53-54 Cet. Darul ‘Ashimah:
“Diantara mereka ada yang memusuhi para malaikat, diantara mereka ada juga yang memusuhi sebahagian malaikat. Seperti Yahudi yang memusuhi Malaikat Jibril ‘alaihis salam, mereka mengatakan Jibril musuh kami, seandainya yang turun kepada Muhammad (untuk menyampaikan wahyu) bukan Jibril pasti kami akan beriman kepadanya, tetapi kerana yang turun kepadanya adalah Jibril maka kami tidak mahu beriman kepadanya, kerana Jibril adalah musuh kami. Allah berfirman:
قال الله تعالى: (قُلْ مَن كَانَ عَدُوّاً لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ * مَن كَانَ عَدُوّاً لِّلّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ….) البقرة : 97-98
“Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman * Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (QS. Al-Baqoroh: 97-98)
Diantara syi’ah juga ada yang memusuhi Jibril karena terpengaruh dengan Yahudi.
Mereka berkata: Sesungguhnya risalah (kenabian) untuk Ali tetapi Jibril berkhianat dan memberikannya kepada Muhammad.
Seorang penya’ir mereka berkata:
خان الأمين وصدها عن حيدرة
“Telah berkhianat Al-Amin (Jibril) dan menghalanginya dari Haidaroh (‘Ali)”
Sumber: http://www.sahab.net/forums/showthread.php?p=763911#post763911

Derita Muslim Ahwaz dari Penjajah Syi’ah Iran

Derita Muslim Ahwaz dari Penjajah Syi’ah Iran

Syiah Iran
Pembunuhan Rakyat Iran yang berfahaman Sunnah Oleh Syiah Iran
Penyiksaan terhadap warga Ahwaz yang majoriti adalah Ahlussunnah etnis Arab terus berlaku. Akan tetapi kerana media masa tidak berada di tangan mereka, maka dunia Islam pun tak tahu tentang mereka yang dibunuh dan di seksa hingga mati.
Mereka terus berjuang untuk merebut kembali wilayah mereka dari Penjajah Iran yang selama ini merampas kekayaan alam mereka, iaitu minyak. Di samping menindas mereka kerana perbezaan etnis dan ideologi. Sebab Syi’ah Iran adalah etnis Persia yang sejak dulu terkenal sangat membenci bangsa Arab, apalagi yang Ahlussunnah.
Oleh kerana itu, siapa pun yang mencuba melawan penjajah Iran, riwayatnya akan berakhir di tiang gantung, atau ditembus timah panas. Dan hal ini sangat sering terjadi,
Ahwaz adalah sebuah wilayah yg jauh lebih luas dari Palestina, sekitar 375.000 Km persegi, dan dihuni oleh 8 juta jiwa. Ia terletak di perbatasan antara Irak dan Iran, dan meliputi semenanjung Teluk Arab, hingga bila dilihat secara geografis, bentuknya seperti bulan sabit.
Wilayah ini dikenal juga dengan nama Arabistan atau Khuzistan. Bahasa warganya adalah bahasa Arab, dan mereka telah mendiami wilayah tersebut sejak 500 tahun lalu.
Awalnya, warga Ahwaz 99% adalah orang keturunan Arab, sedangkan sisanya Persi. Namun kini jumlah mereka mulai berkurang hingga mencapai 95% saja.
Ahwaz adalah daerah penghasil minyak terbesar di Iran, dan nombor tiga di dunia. Akan tetapi, banyak dari warganya hidup dalam kemiskinan yang cukup mengenaskan. Kondisi mereka sangat mirip dengan saudara-saudara kita di Palestina yg dijajah oleh Yahudi sejak tahun 1967. Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahawa warga Ahwaz mengalami penindasan yg lebih parah dari Palestina. Mengapa? Sebab mereka dijajah oleh Majusi Iran (Syi’ah) sejak tahun 1925, yakni 42 tahun lebih dulu dari penjajahan Zionis atas Palestina.

30 Mei 2013

Pecinta yang Setia

  • Dari Ali (bin Abi Thalib) Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik wanitanya ialah Maryam putri Imran. Dan sebaik-baik wanitanya ialah Khadijah.” (HR. Bukhari)
  • Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Banyak laki-laki yang sempurna, Namun tidak ada wanita yang sempurna kecuali Aisyah istri Fir’aun dan Maryam putri Imran. Dan sesungguhnya keutamaan Aisyah dibanding wanita lainnya ialah seperti keutamaan ‘tsarid’ dibanding makanan lainnya.” (HR. Bukhari)
  • Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, dia berkata, Jibril pernah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Ya Rasulullah, ini adalah Khadijah yang datang dengan membawa wadah berisi lauk-pauk, makanan, atau minuman. Jika dia datang, maka sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya dan dariku. Dan berilah kabar gembira kepadanya dengan sebuah rumah di dalam Surga yang terbuat dari benang emas dan perak; di dalamnya tidak ada teriakan dan tidak ada kelelahan.” (HR. Bukhari)
  • Dari Ismail dia berkata, Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Abi Aufa, “Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira kepada Khadijah?” Dia menjawab, Ya, dengan sebuah rumah yang terbuat dari benang emas dan perak; di dalamnya tidak ada teriakan dan tidak ada kelelahan.” (HR. Bukhari)
  • Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada salah seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana aku cemburu kepada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya. Akan tetapi, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering menyebutnya. Terkadang beliau me­motong kambing, lalu beliau memotong­nya menjadi beberapa bagian, kemudian beliau mengirimkannya kepada teman-teman Khadijah. Dan barangkali aku pernah mengatakan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sepertinya di dunia ini tidak ada wanita lain selain Khadijah.” Lantas beliau bersabda, “Dia dahulu… dan dahulu… Dan aku mendapatkan anak dari dia.” (HR. Bukhari).
  • Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Halah binti Khuwailid, adik Khadijah pernah meminta izin untuk bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau pun mengenali cara meminta izin Khadijah, dan beliau merasa gembira karenanya. Lalu beliau bergumam, Ya Allah, Halah.” “Lalu aku merasa cemburu,” ujar Aisyah. Lalu aku berkata, “Apa yang engkau ingat dari wanita Quraisy yang tua renta, rahangnya merah, dan ditelan masa. Allah telah memberimu ganti yang lebih baik dari pada dia.” (HR. Bukhari)
Penjelasan Hadits:
Hadits-hadits di atas sama-sama memberi­kan pujian kepada Sayyidah Khadijah, salah satu wanita penghulu Surga, dan merupakan wanita terbaik di antara umatnya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa diambil dari Hadits-Hadits di atas:
  1. Betapa besarnya penghargaan yang terkandung di dalam ucapan salam yang diberikan oleh Allah kepada Khadijah. “Sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya.” Salam dari Allah, dibawa oleh ruhul qudus (Jibril) kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk disampaikan kepada Khadijah. Penghargaan mana yang lebih baik dari penghargaan ini. Berkah mana yang lebih besar dari berkah ini. Dan salam mana yang lebih utama dari salam ini.
  2. Jibril mengikutkan salamnya di belakang salam Allah. “Sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya dan dariku.” Tidak ada seorang pun laki-laki di sekitar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendapatkan apa didapatkan oleh istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; yakni kiriman salam dari Allah, kemudian salam dari Jibril yang disampaikan kepadanya melalui sang penutup para Nabi dan para Rasul.
  3. Salam itu disertai dengan kabar gembira yang baik. Yakni kabar gembira berupa rumah di dalam Surga yang terbuat dari benang emas dan perak; di dalamnya tidak ada teriakan dan kelelahan. Tetapi, mengapa dua sifat ini? Mengapa rumah itu disebut tidak ada teriakan dan kelelahan, bukan disebut dengan sifat-sifat lainnya? Padahal, rumah yang ada di dalam Surga berisi segala jenis kebaikan, segala bentuk kebahagiaan, segala macam kenikmatan, aneka ragam makanan dan minuman yang lezat. Rumah itu juga jauh dari penyakit, rasa takut, dan kesedihan. Lalu, mengapa rumah itu disebut dengan meniadakan dua sifat itu, dan bukan sifat lainnya? Sayyidah Khadijah telah menyedia­kan kedamaian bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah mereka. Di rumah mereka tidak ada teriakan. Teriakan yang banyak dikeluh­kan suami di berbagai belahan dunia. Teriakan yang merusak kedamaian di dalam jiwa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah merasakan kelelahan di dalam rumahnya. Beliau merasakan kedamaian secara fisik maupun psikis, sehingga beliau pun merasa rileks dan damai. Jadi seolah-olah Khadijah: diberi kabar gembira dan imbalan seperti itu berkat apa yang disediakannya di dalam rumah tangganya di dunia. Sehingga dengan prestasi itu dia berhak mendapat­kan kabar gembira ini. Itu adalah seruan agar setiap istri mau bekerja keras untuk membuat rumah tangganya jauh dari apa yang melelah­kan suaminya; melelahkan tubuhnya dan melelahkan jiwanya. Dan juga bekerja keras untuk membuat rumah tangganya jauh dari teriakan-teriakan yang mendorong para suami untuk kabur dari rumah, karena mereka tidak menemukan ketenangan dan kedamaian di sana.
  4. Di dalam kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar disebutkan, “Shakhab” berarti teriakan dan pertengkaran dengan suara yang keras. Sedangkan “Yashab” berarti kelelahan. As-Suhaili mengatakan, relevansi penafian dua sifat ini -yakni perteng­karan dan kelelahan- adalah ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dakwah Islam, maka Khadijah langsung memberikan respon positifnya dengan suka rela. Dia membuat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak perlu bersuara keras, bertengkar, maupun merasakan kelelahan dalam hal itu. Dia justru menjauhkan beliau dari segala macam kelelahan, menemani beliau dari setiap ancaman kesepian, dan meringankan setiap kesulitan. Sehingga sangatlah relevan bilamana kedudukan yang dijanjikan Tuhan untuknya disampaikan dengan sifat yang setimpal dengan perbuatannya. (Fathul Bari, lbnu Hajar, 71138-140). Alangkah indahnya kesetiaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke­pada Sayyidah Khadijah. Adik Khadijah yang bernama Halah pernah mengunjungi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mendengar suaranya yang mirip dengan suara Khadijah. ‘Akibatnya, beliau pun mengingat Khadijah, dan air muka beliau pun berubah seperti lanaknya orang yang setia yang sedang merindukan orang yang telah sekian lama berpisah dengannya. Dan karena itulah istrinya, Aisyah merasa cemburu kepadanya.
  5. Bahkan kesetian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Khadijah telah nampak sebelum Khadijah meninggal dunia. Beliau tidak pernah menduakan Khadijah selama 25 tahun yang beliau jalani bersamanya. Di dalam kitab Fathul Bari Ibnu Hajar mengatakan: Hal ini menunjukkan besarnya nilai Khadijah di mata beliau, dan keutamaannya yang lebih. Karena Khadijah telah membuat beliau tidak memerlukan wanita lain, dan menjadi istri beliau satu-satunya selama dua kali masa yang dijalani oleh istri-istri beliau yang lain secara bersama-sama. Sebab, setelah menikah dengan Khadijah beliau hidup selama 38 tahun. Sementara Khadijah menjadi istri beliau satu-satunya selama 25 tahun. Ini berarti bahwa Khadijah menghabiskan sekitar dua pertiga dari total masa hidup beliau setelah menikah. Sehingga seiring dengan perjalanan waktu yang lama beliau bisa menjaga hati Khadijah dari rasa cemburu dan tipu daya madu (istri lain) yang kemungkinan bisa meng­ganggu perasaannya. Ini jelas merupa­kan keutamaan yang tidak dimiliki oleh wanita lainnya.
An-Nawawi mengatakan, Hadits-hadits ini menunjukkan adanya perhatian yang baik, upaya menjaga rasa sayang, dan memelihara kehor­matan Sahabat atau teman hidup, baik di kala hidupnya maupun sesudah meninggal dunia. Dan juga penghormatan terhadap kebaikan­-kebaikan yang diberikan oleh Sahabat tersebut.[]
———————————————
Disalin dari buku “Aku Tersanjung” (Kumpulan Hadits-hadits Pemberdayaan Wanita dari Kitab Shahih Bukhari & Muslim Berikut Penjelasannya), Karya Muhammad Rasyid al-Uwayyid.

Sumber: http://wahdahmakassar.org/pecinta-yang-setia-2/#ixzz2TeTZX5xA

Khutbah Iblis Yang Sangat Menyentuh Hati…

KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI… Ustadz Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja. MA
Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ
“Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…” (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :
يُخْبِرُ تَعَالَى عَمَّا خَطَبَ بِهِ إِبْلِيْسُ أَتْبَاعَهُ، بَعْدَمَا قَضَى اللهُ بَيْنَ عِبَادَهُ، فَأدخل المؤمنين الجنات، وأسكن الكافرين الدركات، فقام فيهم إبليس -لعنه الله -حينئذ خطيبا ليزيدهم حزنا إلى حزنهم (4) وغَبنا إلى غبْنهم، وحسرة إلى حسرتهم
“Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan….” (Tafsiir Al-Qur’an Al-’Adziim 4/489)
Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!
Khutbah tersebut…
Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,
Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…
khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…
Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotiib…Iblis la’natullah ‘alaihi
Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ (٢٣)
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih”.
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka” (QS Ibrahim : 22-23)
Demikianlah khutbah Iblis tersebut….setelah ia menggoda manusia…setelah menipu mereka…setelah menjerumuskan mereka dalam neraka…setelah tercapai cita-citanya…lalu…
  • Iapun berlepas diri dari para pengikutnya. Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…
  • Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…akan tetapi ia menyuruh mereka (para pengikutnya) untuk mencela diri mereka sendiri…
  • Bahkan ia mengaku sejak dulu kufur/ingkar terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…
Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh, Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa “Sesungguhnya orang-orang zalim mendapatkan siksaan yang pedih”…lalu Iblis menyebutkan tentang kenikmatan penduduk surga, yaitu orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!
Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan dalam hati para penghuni neraka tatkala mendengar khutbah dari sang pemimpin…
Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….orang-orang yang tatkala di dunia tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat, tidak tergerak hati mereka tatkala mendengar pengajian-pengajian dan khutbah-khutbah…hati mereka hanyalah tergerak dan tersentuh tatkala mendengar khutbah Iblis….wal’iyaadzu billah.
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 14-02-1434 H / 27 Desember2012 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
Sumber: ww.firanda.com

TPA Nurul Falah: Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa

TPA Nurul Falah: Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa: Ingat maupun tidak, tapi hadist mengenai anak soleh akan mendoakan orangtua, atau anak yang soleh doanya dikabulkan dan akan menolong o...

BACA JUGA

KESURUPAN DALAM TINJAUAN AKIDAH ISLAM

  Oleh Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra, MA Para pembaca yang dirahmati Allâh Azza wa Jalla Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa menjadika...