PENCARIAN

12 Juni 2024

HILANG EMPATI, GEJALA GANGGUAN KEPRIBADIAN NARSISTIK?

 


Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik?

Gangguan kepribadian narsistik adalah salah satu gangguan mental yang membuat pengidapnya merasa sangat penting dan harus dikagumi. Mereka juga hampir selalu merasa lebih baik ketimbang orang lain. Mayoritas pengidapnya selalu membanggakan pencapaiannya, padahal itu adalah hal yang biasa saja. Pengidap narsistik juga biasanya memiliki tingkat empati yang rendah kepada orang lain. Sebab, mereka menganggap punya kepentingan yang lebih tinggi dari orang lain. Namun, perasaan mereka cenderung mudah tersinggung dan bisa dengan mudah merasakan depresi saat mendapat kritikan.

 

Faktor Risiko Kepribadian Narsistik

Umumnya masalah kepribadian ini  muncul di usia awal dewasa serta pada remaja. Ada beberapa faktor yang memicunya, antara lain:

  • Sikap orang tua yang meremehkan Si Kecil, mengejek rasa takut anak, serta kebutuhan Si Kecil.
  • Kurang pujian dan kasih sayang selama masa kanak-kanak.
  • Pujian serta memanjakan secara berlebihan.
  • Pola asuh atau pola didik orang tua yang tidak tepat.
  • Mempelajari perilaku manipulatif dari orangtua.

 

Penyebab Kepribadian Narsistik

Sebenarnya penyebab utama kondisi ini belum jelas. Sebab, seperti gangguan mental lainnya, penyebab kondisi ini bisa sangat kompleks. Masa kanak-kanak yang disfungsional bisa saja memiliki korelasi dengan gangguan kepribadian narsistik. Faktor disfungsional tersebut bisa saja karena orang tua yang memanjakan anaknya terlalu berlebihan, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak, perlakuan kejam terhadap anak, ataupun anak sering diabaikan oleh orangtua. Ada juga yang menyebut bahwa kondisi ini bisa karena faktor genetik, yaitu riwayat narsistik pada anggota keluarga.

Kondisi ini juga disebut bisa berpengaruh dikarenakan adanya hubungan antara otak dengan perilaku serta kemampuan berpikir yang memainkan peran dalam perkembangan gangguan kepribadian narsistik.

 

Gejala Kepribadian Narsistik

Kepribadian narsistik masuk dalam kategori gangguan kepribadian (antisosisal dan pembatasan diri). Pasalnya, umumnya pengidap gangguan kepribadian ini memiliki perilaku yang dramatis dan emosional. Berikut ini gejala dari gangguan kepribadian narsistik, yaitu:

  • Percaya bahwa dirinya lebih baik dari orang lain
  • Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan, dan daya tarik.
  • Melebih-lebihkan prestasi atau bakat.
  • Mengharapkan pujian konstan dan kekaguman.
  • Percaya bahwa diri sendiri istimewa dan berperilaku sebagai seseorang yang istimewa.
  • Gagal untuk mengenali emosi dan perasaan orang lain.
  • Mengharapkan orang lain untuk menyetujui ide dan rencana yang dibuatnya.
  • Mengambil keuntungan dari orang lain.
  • Mengekspresikan sebuah bentuk penghinaan terhadap orang-orang yang dianggap inferior (rendah).
  • Menjadi iri terhadap orang lain.
  • Percaya bahwa orang lain iri terhadap diri sendiri.
  • Kesulitan menjaga hubungan yang sehat.
  • Menetapkan tujuan yang tidak realistis.
  • Mudah terluka dan mengalami penolakan.
  • Memiliki harga diri yang rapuh.
  • Menampilkan diri sebagai orang yang keras kepala dan tidak emosional.

Namun di balik semua perilaku ini, terletak harga diri yang rapuh. Gejala di atas bisa memberikan Dampak Buruk Bagi Kesehatan, lho. Umumnya, Seseorang dengan kepribadian narsistik memiliki kesulitan untuk menerima kritik. Ia memiliki kecenderungan untuk menyembunyikan rasa malu dan rasa “terhina”. Setelah itu, ia bisa jadi bereaksi dengan kemarahan, penghinaan, serta berbagai cara untuk meremehkan orang lain, sehingga membuat dirinya terlihat lebih baik.

 

Diagnosis Kepribadian Narsistik

Untuk mendiagnosis pasien dengan gangguan kepribadian seperti ini, biasanya psikolog atau psikiater akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, pola asuh keluarganya, serta hubungan pasien dengan keluarga maupun lingkungannya. Para psikolog juga bisa menggunakan suatu kuesioner Personality Inventory Narcissistic. Isinya berupa daftar 40 pertanyaan yang mengukur hal-hal yang mengarahkan ke narsis, seperti berapa seseorang membutuhkan perhatian atau seberapa banyak seseorang haus akan kekuasaan.

 

Pengobatan Kepribadian Narsistik

Pengobatannya bisa melalui terapi, seperti mengunjungi psikologis atau terapi di rumah dengan melibatkan anggota keluarga. Metode terapi yang umum untuk mengatasi kondisi ini yaitu psikoterapi. Tujuannya untuk membangun harga diri dan juga membimbing pengidapnya agar punya harapan yang realistis. Para narsistik juga bisa rutin melakukan aktivitas, seperti yoga dan meditasi untuk mengurangi gangguan ini dan selalu berkomunikasi dengan keluarga dan orang terdekat. Sikap yang konsisten dan dukungan orang sekitar, tentu saja bisa mengatasi kondisi ini. Pada anak-anak, orang tua sebaiknya jangan berlebihan dalam memberikan pujian. Akan lebih baik jika memberi pujian sewajarnya saja. Sedangkan untuk orangtua yang kurang memerhatikan buah hatinya, perlu juga meningkatkan perhatian agar Si Kecil memiliki kepribadian yang baik di masa depan.

 

Pencegahan Kepribadian Narsistik

Mencegah gangguan kepribadian narsistik dapat menjadi tantangan yang kompleks, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Nah, berikut beberapa hal yang mungkin bisa mencegah kondisi ini:

 

1. Pahami dan sadari

Mengetahui tanda-tanda gangguan ini adalah langkah pertama dalam mencegahnya. Tujuannya untuk mengidentifikasi potensi risiko pada diri sendiri atau orang lain. Maka dari itu, kamu bisa lebih mudah untuk menyadarinya. Nah, begini Cara Mendeteksi 9 Tanda Gangguan Kepribadian Narsistik.

 

2. Refleksi diri

Seringkali, pengidap kondisi ini sulit untuk melakukan introspeksi. Oleh karena itu, penting untuk secara rutin merefleksikan tindakan dan perasaan diri sendiri. Pertanyakan motif dan niat di balik tindakanmu.

 

3. Belajar berempati

Latih kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Hal ini bisa sangat membantu kamu untuk lebih peduli terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, bukan hanya diri sendiri.

 

4. Hindari perilaku merendahkan

Usahakan untuk tidak mengkritik atau merendahkan orang lain secara terus-menerus. Cobalah untuk berkomunikasi dengan cara yang menghormati dan mendukung orang lain.

 

5. Terbuka terhadap kritik

Terima kritik dengan pikiran terbuka dan gunakan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Tidak selalu benar, dan menerima masukan dari orang lain dapat membantu kamu mengembangkan kepribadian yang lebih seimbang.

 

 

Sumber : https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-kepribadian-narsistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

KESURUPAN DALAM TINJAUAN AKIDAH ISLAM

  Oleh Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra, MA Para pembaca yang dirahmati Allâh Azza wa Jalla Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa menjadika...