Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik?
Gangguan
kepribadian narsistik adalah salah satu gangguan mental yang membuat
pengidapnya merasa sangat penting dan harus dikagumi. Mereka juga hampir selalu
merasa lebih baik ketimbang orang lain. Mayoritas pengidapnya selalu
membanggakan pencapaiannya, padahal itu adalah hal yang biasa saja. Pengidap
narsistik juga biasanya memiliki tingkat empati yang rendah kepada orang lain. Sebab,
mereka menganggap punya kepentingan yang lebih tinggi dari orang lain. Namun,
perasaan mereka cenderung mudah tersinggung dan bisa dengan mudah merasakan
depresi saat mendapat kritikan.
Faktor
Risiko Kepribadian Narsistik
Umumnya masalah kepribadian ini muncul di usia awal dewasa serta pada remaja. Ada beberapa faktor yang memicunya, antara lain:
- Sikap orang tua yang meremehkan Si Kecil, mengejek rasa takut anak, serta kebutuhan Si Kecil.
- Kurang pujian dan kasih sayang selama masa kanak-kanak.
- Pujian serta memanjakan secara berlebihan.
- Pola asuh atau pola didik orang tua yang tidak tepat.
- Mempelajari perilaku manipulatif dari orangtua.
Penyebab
Kepribadian Narsistik
Sebenarnya
penyebab utama kondisi ini belum jelas. Sebab, seperti gangguan mental lainnya,
penyebab kondisi ini bisa sangat kompleks. Masa kanak-kanak yang disfungsional
bisa saja memiliki korelasi dengan gangguan kepribadian narsistik. Faktor
disfungsional tersebut bisa saja karena orang tua yang memanjakan anaknya
terlalu berlebihan, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak, perlakuan
kejam terhadap anak, ataupun anak sering diabaikan oleh orangtua. Ada juga yang
menyebut bahwa kondisi ini bisa karena faktor genetik, yaitu riwayat narsistik
pada anggota keluarga.
Kondisi ini
juga disebut bisa berpengaruh dikarenakan adanya hubungan antara otak dengan
perilaku serta kemampuan berpikir yang memainkan peran dalam perkembangan
gangguan kepribadian narsistik.
Gejala
Kepribadian Narsistik
Kepribadian narsistik masuk dalam kategori gangguan kepribadian (antisosisal dan pembatasan diri). Pasalnya, umumnya pengidap gangguan kepribadian ini memiliki perilaku yang dramatis dan emosional. Berikut ini gejala dari gangguan kepribadian narsistik, yaitu:
- Percaya bahwa dirinya lebih baik dari orang lain
- Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan, dan daya tarik.
- Melebih-lebihkan prestasi atau bakat.
- Mengharapkan pujian konstan dan kekaguman.
- Percaya bahwa diri sendiri istimewa dan berperilaku sebagai seseorang yang istimewa.
- Gagal untuk mengenali emosi dan perasaan orang lain.
- Mengharapkan orang lain untuk menyetujui ide dan rencana yang dibuatnya.
- Mengambil keuntungan dari orang lain.
- Mengekspresikan sebuah bentuk penghinaan terhadap orang-orang yang dianggap inferior (rendah).
- Menjadi iri terhadap orang lain.
- Percaya bahwa orang lain iri terhadap diri sendiri.
- Kesulitan menjaga hubungan yang sehat.
- Menetapkan tujuan yang tidak realistis.
- Mudah terluka dan mengalami penolakan.
- Memiliki harga diri yang rapuh.
- Menampilkan diri sebagai orang yang keras kepala dan tidak emosional.
Namun di balik
semua perilaku ini, terletak harga diri yang rapuh. Gejala di atas bisa
memberikan Dampak Buruk Bagi Kesehatan, lho. Umumnya, Seseorang dengan
kepribadian narsistik memiliki kesulitan untuk menerima kritik. Ia memiliki
kecenderungan untuk menyembunyikan rasa malu dan rasa “terhina”. Setelah itu,
ia bisa jadi bereaksi dengan kemarahan, penghinaan, serta berbagai cara untuk
meremehkan orang lain, sehingga membuat dirinya terlihat lebih baik.
Diagnosis
Kepribadian Narsistik
Untuk
mendiagnosis pasien dengan gangguan kepribadian seperti ini, biasanya psikolog
atau psikiater akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, pola asuh keluarganya,
serta hubungan pasien dengan keluarga maupun lingkungannya. Para psikolog juga
bisa menggunakan suatu kuesioner Personality Inventory Narcissistic. Isinya
berupa daftar 40 pertanyaan yang mengukur hal-hal yang mengarahkan ke narsis,
seperti berapa seseorang membutuhkan perhatian atau seberapa banyak seseorang
haus akan kekuasaan.
Pengobatan
Kepribadian Narsistik
Pengobatannya
bisa melalui terapi, seperti mengunjungi psikologis atau terapi di rumah dengan
melibatkan anggota keluarga. Metode terapi yang umum untuk mengatasi kondisi
ini yaitu psikoterapi. Tujuannya untuk membangun harga diri dan juga membimbing
pengidapnya agar punya harapan yang realistis. Para narsistik juga bisa rutin
melakukan aktivitas, seperti yoga dan meditasi untuk mengurangi gangguan ini
dan selalu berkomunikasi dengan keluarga dan orang terdekat. Sikap yang
konsisten dan dukungan orang sekitar, tentu saja bisa mengatasi kondisi ini. Pada
anak-anak, orang tua sebaiknya jangan berlebihan dalam memberikan pujian. Akan
lebih baik jika memberi pujian sewajarnya saja. Sedangkan untuk orangtua yang
kurang memerhatikan buah hatinya, perlu juga meningkatkan perhatian agar Si
Kecil memiliki kepribadian yang baik di masa depan.
Pencegahan
Kepribadian Narsistik
Mencegah
gangguan kepribadian narsistik dapat menjadi tantangan yang kompleks, baik
untuk diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Nah, berikut beberapa hal yang
mungkin bisa mencegah kondisi ini:
1. Pahami
dan sadari
Mengetahui
tanda-tanda gangguan ini adalah langkah pertama dalam mencegahnya. Tujuannya
untuk mengidentifikasi potensi risiko pada diri sendiri atau orang lain. Maka
dari itu, kamu bisa lebih mudah untuk menyadarinya. Nah, begini Cara Mendeteksi
9 Tanda Gangguan Kepribadian Narsistik.
2. Refleksi
diri
Seringkali,
pengidap kondisi ini sulit untuk melakukan introspeksi. Oleh karena itu,
penting untuk secara rutin merefleksikan tindakan dan perasaan diri sendiri. Pertanyakan
motif dan niat di balik tindakanmu.
3. Belajar
berempati
Latih kemampuan
untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Hal ini bisa sangat membantu
kamu untuk lebih peduli terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, bukan hanya
diri sendiri.
4. Hindari
perilaku merendahkan
Usahakan untuk
tidak mengkritik atau merendahkan orang lain secara terus-menerus. Cobalah
untuk berkomunikasi dengan cara yang menghormati dan mendukung orang lain.
5. Terbuka
terhadap kritik
Terima kritik
dengan pikiran terbuka dan gunakan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar.
Tidak selalu benar, dan menerima masukan dari orang lain dapat membantu kamu
mengembangkan kepribadian yang lebih seimbang.
Sumber : https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-kepribadian-narsistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar