PENCARIAN

23 November 2023

PENYAKIT HATI YANG SUDAH KRONIS

 "Penyakit fisik adalah penyakit qolbu yang sudah kronis"

Dr. dr. Rr. Suzy Indharty, MHA., M.Kes., SpBS(K)


Pernyataan ini tentu bukanlah pernyataan yang tidak berdasar. Apalagi pernyataan ini dari seorang dokter yang sudah memahami seluk beluk penyakit fisik atau penyakit medis dan mendapatkan gelar yang begitu panjang dalam disiplin ilmu kedokteran. Selama ini jarang dari kita, terutama masyarakat awam yang menyadari hubungan antara penyakit hati (penyakit qolbu atau psikis) dengan penyakit fisik. Bahkan mungkin sebagian ada yang mengatakan bahwa penyakit fisik yang dialami tidak berhubungan dengan Ruhani, kondisi hati, atau psikis.


Mari kita tinjau dari sisi Syariat Islam, apakah penyakit fisik memang ada hubungannya dengan penyakit hati?


1. Penyakit Fisik adalah bagian dari Musibah


Musibah yang menimpa manusia bermacam-macam, umumnya yang dianggap musibah oleh kebanyakan manusia adalah keburukan, seperti bencana alam, kemalangan, kematian, kehilangan harta, penyakit, dll. Umumnya manusia akan merasa putus asa jika mendapatkan musibah.


Allah berfirman:


لَّا يَسْأَمُ الْإِنسَانُ مِن دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِن مَّسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ


Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. (QS. Fusshilat: 49)


Akan tetapi ada orang-orang yang mendapatkan kabar gembira dalam musibah yang dialaminya, mereka adalah orang-orang yang mampu bersabar atas musibah berupa keburukan tersebut.


Allah berfirman:


وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ • الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepadanya kami kembali). (QS. Al-Baqarah: 155-156)


Namun ternyata, Ujian Allah itu bukan hanya dalam bentuk musibah atau keburukan. Namun kebaikan juga adalah ujian.


Allah berfirman:


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ


Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan. Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan. (QS. Al-Anbiya : 35)


2. Sebab Terjadinya Musibah


Diantara sebab terjadinya musibah adalah karena dosa.


Allah berfirman:


وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ


Dan tidaklah musibah yang menimpamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura:30)


Juga dalam firman Allah:


وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ


Dan takutlah kalian pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. Al-Anfal:25)


Ayat diatas secara jelas menunjukkan bahwa musibah itu kadang disebabkan oleh kezaliman yang dilakukan. Begitu juga dengan penyakit fisik yang menimpa seseorang, maka boleh jadi karena adanya perbuatan zalim atau dosa yang menjadi sebabnya.


Allah menimpakan musibah atau siksaan kepada seseorang yang melakukan kezaliman agar dia kembali kepada Allah.


Allah berfirman:


وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَىٰ دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


Dan sungguh Kami timpakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. As-Sajdah: 21)


Maka sebagian musibah itu Allah timpakan sebagai peringatan bahwa kita sedang jauh dari Allah, dan agar kita kembali ke jalan yang benar.


3. Bagaimana dosa itu bisa menjadi sebab penyakit fisik?


Rosulullah menjelaskan bagaimana dosa atau maksiat itu bisa menjadikan qolbu seseorang menjadi hitam dan tertutup, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:


إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: *كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ*


“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan pada qolbunya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua qolbunya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup qolbu mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 14).

(HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).


Qolbu adalah salah satu organ vital dalam mengontrol perilaku manusia. Apabila seorang melakukan maksiat atau dosa, maka akan Allah torehkan titik hitam dalam qolbunya.


Maka tentu fungsi qolbu (jantung) yang sudah ternodai secara batin akan menjadi berkurang, dan akan berakibat pada penyakit fisik. Jantung yang tidak sehat, akan berakibat pada tidak normalnya aliran darah ke seluruh tubuh. Maka jika darah yang menjadi bagian penting untuk mengangkut nutrisi dan oksigen kepada sel-sel tubuh tidak normal, maka akan terjadi kerusakan atau gangguan pada sel-sel pada organ-organ tubuh yang mengakibatkan munculnya keluhan-keluhan penyakit fisik.


Disamping itu, diantara dampak buruk dosa adalah munculnya rasa takut dan kesedihan. Banyak ayat Alqur'an yang menunjukkan hal tersebut


Diantaranya firman Allah:


وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ ۖ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ


Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan sholih, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS. Al-An'am : 48)


Juga dalam firman Allah:


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ


Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah: 277)


Orang yang beriman dan beramal sholih akan terbebas dari rasa takut dan kesedihan, sebaliknya barangsiapa yang kufur dan melakukan maksiat akan ditimpa rasa takut dan kesedihan. Atau dengan kata lain seorang yang melakukan dosa akan ditimpa stress.


Stres kronis bisa menyebabkan gangguan pada susunan saraf otonom yg bekerja dibawah sadar atau otomatis. Susunan saraf otonom ini mensarafi fungsi mata, fungsi jantung, fungsi paru-paru, fungsi pencernaan, fungsi pankreas, fungsi hati, fungsi reproduksi, fungsi kandung kemih dan ginjal.


Fungsi organ vital jika stress berlanjut terus menerus akan mengalami kerusakan permanen. Ditambah dengan gangguan hormon dan gangguan transmisi kelistrikan saraf yang menyebabkan penyakit jantung, stroke, diabetes , penyakit lambung, penyakit kelemahan syahwat, gangguan berkemih, gangguan pada ginjal, gangguan hati, dll. Sampai perubahan pembentukan sel normal menjadi sel abnormal yang menjadi penyebab kanker.


Wallahu A'lam


Batam, 21 November 2023 M

Alfaqiir Riswanto Abu Musyawir

Asosiasi Ruqyah Syar'iyyah Indonesia DPW Kepulauan Riau 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

KESURUPAN DALAM TINJAUAN AKIDAH ISLAM

  Oleh Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra, MA Para pembaca yang dirahmati Allâh Azza wa Jalla Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa menjadika...