Belum berapa lama negeri melayu ini di goncangkan oleh 2 berita yang sampai saat ini masih menjadi tanda tanya besar dan misteri, lenyapnya pesawat Malaysia Airlines MH370 pada tanggal 8 maret 2014 yang membawa 239 orang dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China dan Kasus pesawat Malaysia Airlines MH17 tanggal 17 juli 2014 yang membawa 298 orang kesemuanya tewas setelah pesawat tersebut ditembak jatuh di kawasan timur Ukraina. Kini kita kembali tersentak kaget dengan berita ketiga tahun ini tentang lenyapnya pesawat AirAsia QZ8501 beberapa hari lalu yang membawa 162 orang di dalamnya dengan tujuan keberangkatan dari Surabaya Jawa Timur menuju Singapura. Pesawat tersebut hilang kontak setelah ia berada tepat di atas laut Jawa.
Banyak spekulasi dari para ahli yang beredar tentang sebab hilangnya pesawat tersebut, juga berita ditemukannya serpihan pesawat dan jenazah yang diduga kuat 95% dari QZ8501. Namun terlepas dari itu semua, seorang muslim sudah sewajarnya untuk memetik pelajaran berharga dari setiap kejadian dan peristiwa yang ia dengarkan. Lalu apa ibrah dan pelajaran dari semua kejadian di atas?
1. Pesawat terbang dan beberapa penemuan luar biasa seperti kapal selam, alat komunikasi jarak jauh, dll adalah salah satu bukti kemajuan teknologi selama beberapa dekade ini, yang membuktikan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan sains sepanjang sejarah kemanusiaan. Namun perlu dicamkan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit ini memiliki batasan sebab tak ada yang sempurna selain Allah ta’ala, dan salah satu batasan yang takkan pernah terlampaui dan terbantahkan adalah kenyataan bahwa kita semua dan segala yang kita buat merupakan makhluk ciptaan Allah Yang Maha Menciptakan, Allah ‘azza wa jalla berfirman :
“Segala puji bagi Allah rabb semesta alam”.(QS Al fatihah : 2)
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”(QS Al baqarah 284)
Benar, Anda, Saya dan semua yang ada dilangit dan bumi adalah ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala. Ia sanggup berbuat apapun yang Ia kehendaki sesuai dengan hikmah-Nya yang mulia. Ia memuliakan dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya, menghidupkan dan mematikan sesuai takdir yang telah Ia ciptakan, menunjuki hidayah dan menyesatkan hamba yang Ia inginkan, memberi manfaat dan mudhorat kepada siapapun yang Ia hendaki, semuanya berada dibawah kekuasaan Allah ta’ala. Maka jangan pernah bersikap sombong dan congkak, karena kita tak pernah keluar dari pengawasan Rabbul alamin. Jangan merasa hebat dengan segala pengetahuan dan ciptaan yang kita buat, sebab segalanya milik Allah, bahkan barang buatan manusia sekecil atau sebesar apapun(seperti pesawat, kapal selam, dsb) juga merupakan ciptaan Allah sebab Dialah yang memiliki segala ilmu pengetahuan, memberi pengetahuan kepada otak manusia, menuntun mereka untuk membuat berbagai macam barang untuk kepentingan ummat manusia. Jangan takabbur, anda selalu dibawah pengawasan Allah, baik anda di darat, laut atau di udara, sungguh bumi pijakan kita adalah kekuasaan Allah, laut adalah milik Allah, langit ini adalah langit Allah dan Ia Maha Kuasa untuk berbuat apapun.
Allah ta’ala berfirman :
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”.(QS Ali ‘imran 26-27)
2. Bila telah sadar bahwa kita semua adalah ciptaan Allah, maka sadari pula bahwa setiap ciptaan Allah akan berjalan di atas takdir dan ketentuan-Nya. Jika takdir Allah untuk anda berada di barat dunia sedang anda berada di timurnya maka yakinlah anda pasti akan mendatangi takdir tersebut. Baik dengan pesawat, kapal laut, kendaraan darat ataupun berjalan kaki, bila ia adalah takdir anda, mau tak mau anda pasti bertemu dengannya bagaimanapun caranya. Meskipun perlu dicamkan bahwa hal ini bukan sebagaimana diyakini oleh firqah jabariyyah yang meyakini bahwa makhluk Allah “terpaksa” dalam setiap perbuatannya oleh takdir Allah dan manusia tidak memiliki kehendak dan keinginan, Tidak sekali lagi tidak!!! Ahlussunnah wal jama’ah tidak menafikan adanya kemauan dan kehendak seorang hamba untuk berbuat apa yang diinginkannya(namun semua akan ada balasannya), dan kita juga tak menafikan ilmu Allah akan segala yang terjadi dan yang belum terjadi sebab demikianlah Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kita.
Imam Abu Ja’far at tohawy berkata dalam kitab beliau “al ‘aqidah at tohawiyyah” :
“Allah ta’ala menciptakan seluruh makhluk dengan ilmu-Nya, dan menetapkan bagi setiap mereka takdir dan ajal, tak ada sesuatupun dari perbuatan mereka yang tersembunyi dari ilmu Allah, baik sebelum atau sesudah mereka mengerjakannya, sedang Allah memerintahkan mereka untuk ta’at dan menghindari kemaksiyatan. Segala sesuatu berjalan atas takdir Allah dan kehendak-Nya, dan setiap kehendak hamba-Nya adalah apa yang Allah kehendaki bagi mereka…”
3. Selalu menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah dan akan selalu berjalan di atas takdir dan ketentuan Allah, maka seyogyanya bagi kita untuk terus berusaha berada dalam keridhoan Allah disetiap kesempatan yang kita miliki, agar ketika Allah ta’ala menguji kita dengan takdir yang baik atau buruk(dalam pandangan kita) maka kita selalu siap dengan apapun itu. Adapun ridho Allah, maka Allah telah berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(QS Al bayyinah 7-8)
Karenanya, perhatikanlah hal-hal berikut :
a. Perbaikilah hubungan kita kepada Allah, dengan menyembah-Nya dan memurnikan ibadah serta tauhid kita kepada Allah. Allah berfirman tentang kewajiban setiap manusia :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Artinya : “Dan Aku tak ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah”.(QS Ad dzariyaat 56)
Allah juga berfirman : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.(QS Al bayyinah 5)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya tentang orang yang paling berbahagia karena syafaatnya, maka beliau bersabda “ialah orang yang bersaksi dari dalam hatinya bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah secara benar kecuali Allah”.(HR Bukhari 99)
b. Berbaik sangkalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala serta pada setiap takdir dan apapun yang terjadi pada kehidupan kita. Tak ada yang buruk dan salah dari ketetapan Allah pada hamba-Nya, justru keburukan itu datang bila seorang hamba berburuk sangka kepada Allah.
Allah berfirman dalam hadits qudsi : “Aku(Allah) sebagaimana persangkaan hamba kepada-Ku”.(HR Ibnu hibban 641)
c. Beriman dan beramal kebajikan lalu istiqomah diatasnya dalam setiap kesempatan yang Allah berikan pada kita. Ibnu umar radiyallahu anhuma pernah berkata “bila engkau berada pada sore hari maka jangan tunggu pagi, dan bila berada pada pagi hari maka jangan tunggu sore untuk beramal, manfaatkan masa sehat sebelum datang sakit, dan manfaatkan hidupmu sebelum datang kematianmu”.
Artinya manfaatkan selalu kesempatan yang ada saat ini untuk berbuat dan jangan tunggu sampai kesibukan datang hingga kita tak bisa lagi berbuat.
Karenanya, kapanpun bila Allah menakdirkan kita bertemu ajal maka kita telah berada pada kebaikan dan keridhoan Allah subhanahu wa ta’a yang mengantarkan kita pada syurga-Nya yang abadi, insya Allah.
Oleh : Abu ‘Aqilah Altofunnisa. Lc
Sumber: http://www.wahdah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar